Coba-coba, Awal Mula Ketergantungan Narkoba

Our Impact / 9 November 2016

Kalangan Sendiri

Coba-coba, Awal Mula Ketergantungan Narkoba

Lusiana Official Writer
5066
"Shalom, aku mau curhat. Namaku Tyo dan usiaku 21 tahun. Sekarang aku bekerja merantau di negeri orang. Disini aku terpengaruh dengan lingkungan pekerjaanku yang buruk. Tolong bantu aku karena aku bingung sekali. Bagaimana caranya menghilangkan ketergantunganku pada narkoba, niat untuk berhenti pun ada tapi selalu kembali ke keadaan, tempat, dan masalah yang sama. Doakan aku agar bisa berubah karena besar harapanku untuk bisa menjadi kebanggaan orang tuaku.” Tyo, 010517xxxx.

Beberapa waktu lalu, Sahabat 24 (nama baru layanan konseling 24 jam CBN) mendapatkan curhat Tyo melalui SMS. Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun, sama artinya dengan usia produktif atau usia pelajar. Seseorang tidak begitu saja mengalami ketergantungannya narkoba, melainkan secara bertahap. Diawali dengan faktor eksperimental atau coba-coba, seperti coba-coba merokok atau minum beralkohol. Setelah merasakan ada efek yang menyenangkan, kemudian melakukannya berulang-ulang sehingga masuk ke tahap pembiasaan dan tahap ketergantungan yang akhirnya mengarah ke overdosis. Kedua, dipengaruhi oleh faktor individu. Selain untuk iseng dan coba-coba, juga adanya harapan untuk memperoleh kenikmatan dari efek obat yang ada, atau untuk menghilangkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dirasakan, seperti stres karena putus cinta, prestasi jelek, depresi, atau konflik dengan orang tua. Ketiga, dipengaruhi oleh faktor pergaulan maupun faktor lingkungan. Bagi seseorang hal paling berat yang dirasakan adalah adanya tekanan kelompok sebaya untuk dapat diterima atau diakui dalam kelompoknya.

Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), komunitas lokal, hingga yang peling penting, yaitu keluarga. Sebagai layanan konseling yang selalu menjadi sahabat dalam mendengarkan seluruh keluh kesah seseorang, Konseling Center CBN yang kini memiliki nama baru Sahabat 24, juga melibatkan diri untuk mendengarkan, membantu, mengingatkan, dan mendoakan Tyo.

''Tuhan Yesus membutuhkan hatimu untuk bertobat total dan bukan kata-kata manis. Apa yang ingin kamu lakukan di masa depan agar sungguh-sungguh bertobat dan tidak melakukannya lagi adalah keputusan kamu. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28). Apapun masalahmu, Tuhan tak pernah terlambat memberi pertolonganNya. Kamu hanya butuh sedikit kesabaran, apapun yang kamu lakukan libatkan Tuhan maka hidupmu akan sukses,” demikian tulis konselor CBN menanggapi SMS Tyo.

Bersyukur setelah curhat dengan Sahabat 24, Tyo memutuskan untuk bertobat. Tyo memutuskan saat itu juga untuk meninggalkan semua pergaulan buruk yang ada di sekitarnya dan kembali pada Tuhan. Tyo memulai hidup sehat tanpa narkoba hingga saat ini. Permohonan kecil, namun berdampak besar bagi masa depan seseorang. Seorang sahabat yang baik tetap mengasihi pribadi namun tidak mentolerir dosanya. Demikianlah layanan Sahabat 24 menjadi tempat yang paling tepat untuk mencurahkan isi hati ataupun keluh kesah seperti Tyo melalui SMS, telepon, maupun Email.

Mari menjadi sahabat untuk mereka yang butuh untuk didengarkan, dibantu, dan didoakan dengan menjadi Mitra CBN. Bergabunglah dan berdonasi melalui form di bawah ini atau SMS ke 081.5965.5960 ketik JC # Nama Lengkap # Email. Apa yang Anda berikan, memberikan kelegaan bagi mereka. Tulis data diri Anda secara lengkap dan dapatkan hadiah menarik dari kami.

Halaman :
1

Ikuti Kami